Doa, Membangkitkan Semangatku

Posted on Mei 31, 2008. Filed under: Spiritualitas |

Guratan di wajahnya menampakkan keriput, tanda usianya semakin menua. IM (58 tahun) — bukan nama sebenarnya — pada tahun 1987 ditinggalkan wafat suaminya bersama kedelapan putra-putrinya. Anak sulungnya waktu itu masih kelas 3 SPG (setingkat SMA) dan anak bungsunya masih berumur 3 tahun. Di tengah kepedihan dan kesusahan akibat tak ada yang menjadi tulang punggung keluarga, akhirnya ia banting tulang menggantikannya. Dari mulai menjadi buruh tani, tukang kredit alat-alat rumah tangga, Ketring makanan ketika ada orang yang hajatan, dan menjadi penjual pupuk bagi petani dikampungnya.

Itu semua dilakukan hanya untuk mempertahankan hidup anak-anaknya. “Saya selama 21 tahun sekuat tenaga menghidupi kedelapan anak-anak. Pertama kali ditinggalkan suami, saya merasa terpuruk. Tapi, saya yakin bahwa Allah SWT akan melindungi hamba-Nya yang rajin berdoa. Maka dengan keyakinan itu, selama 21 tahun lebih saya bisa menyekolahkan anak-anak meskipun tidak sampai perguruan tinggi. Sekarang,saya merasa bersyukur kepada Allah SWT, karena pernah membina tali kasih dengan almarhum. Dari beliaulah saya mendapatkan pengetahuan tentang Doa dan Agama. Itulah warisan yang tak pernah akan sirna dan paling berharga buat saya dan keluarga. Terutama bagi si Bungsu”, ujarnya seraya terlihat bintik-bintik air mengalir dari dua kelopak matanya. (bpinews/seperti yang dituturkan kepada sukron)***

Make a Comment

Tinggalkan komentar

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...